Senin, 07 Februari 2011

Catatan Harian

Hari ini, pikiranq telah menuju pada puncak yang kompleks. Semua yang kurencanakan sejak awal tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jadwal yang sudah kususun rapi, jadi berantakan. Ini terjadi juga karena kesalahanq sendiri. Semua tidak kulakukan dengan niatan dan langkah yang benar-benar matang. Jadi untuk memperbaiki semuanya, harus mulai kususun langkah yang lebih matang lagi. Hari ini, Tulisanku yang kutuangkan dalam PKM Gt harus sudah mencapai pada bagian Gagasan. Berbekal data yang kukumpulkan tiga hari terakhir, harus kutelan semua dengan matang untuk mendapatkan analisis yang sevalid-validnya. Sehingga dapat memberikan solusi yang bermanfaat semaksimal mungkin.
Desen pembimbing uda dihubungi oleh partnerq, dan beliau bersedia membimbing kami. Ini merupakan salah satu langkah awalku untuk menjadi mahasiswa yang bermanfaat, dengan memberikan ide-ide yang semoga dapat meberi manfaat bagi bangsa. terutama rakyat Indonesia yang telah membawa aku berdiri di Universitas ini. Karena aq sadar, mahasiswa adalah pembawa asprasi rakyat. Karena mahasiswa adalah profil pemuda pembawa perubahan bangsa.
Dan yang paling utama adalah tanggung jawabku terhadap orang tua. Untuk apa aq berdiri di sini dengan mengatasnamakan anak dari orang tuaku, sedangkan tak ada yang bisa kutulis sejarah untuk mereka. Mending balik, daripada ngabisin uang. Bismillah, Semoga Allah meridhoi langkahq ini. Amin

Semangad...

Siap Menuju Bangsa yang Mandiri

Kamis, 3 Februari 2011, Presiden SBY menyatakan bahwa Bangsa Indonesia saat ini mampu berdiri tegak di hadapan IMF(Internasional Monetary Fund). Hal ini kaitannya dengan telah lunasnya utang-utang bangsa kepada Dana Moneter Internasional ini sejak 2006 silam. Hutang terhadap IMF yang dimiliki Indonesia itu terjadi pada 1998 untuk menyelamatkan rakyat dari jeratan Krisis Regional yang menyerang negeri ini. Dengan posisi tawar yang rendah, ternyata IMF dengan seenaknya mendikte dan memporandakan tatanan perekonomian Indonesia yang berujung pada kepentingan kapitalisme global.
“Indonesia kini mampu berdiri tegak di hadapan IMF,” jelas SBY saat membuka sidang kabinet paripurna seusai menerima rombongan IMF yang datang ke Jakarta, Rabu 2/2. Indonesia telah berhasil melunasi sisa utang sebesar 3,181 Miliar dolar AS sejak Oktober 2006.
Sikap tegas Pemerintah Indonesia ini patut diapresiasi. Pasalnya IMF  telah menaikkan suku bunga pinjaman sejak kuartal ketiga 2005, dari 4,3 persen menjadi 4,58 persen. Akan tetapi, ketegasan Pemerintah ini belum cukup unutk menjamin kemandirian bangsa. Ketegasan janganlah hanya di hadapan IMF tetapi juga terhadap kepentingan global lain yang ujunya adalah untuk keuntungan semata.
Masih banyak kepentingan Kapitalisme global yang membuat nyali ciut pemerintah Indonesia. Lihat saja salahsatunya dalam pengeolaan Blok Minyak Cepu pada 2008. Meski Pertamina telah menyatakan siap pada saat itu, Pemerintah tetap memberikan pada Exxon. Akhirnya banyak manfaat Sumber daya Alam Indonesia ini yang diserap Bangsa Asing entah disadari oleh pemerintah atau tidak. Akibatnya nasib rakyat kecil yang tergadaikan. Saat ini hal yang serupa juga terjadi pada Natuna. Pertamina yang sejatinya sebagai Badan Usaha Milik Negara siap untuk mengelola, Tapi pemerintah lebih mempercayakan pada Perusahaan Asing yang bisa saja itu di picu karena adanya ketakutan Pemerintah untuk mandiri. Kalau memang mau menjadi bangsa mandiri, maka idealnya sikap tegas dapat di tunjukkan terhadap semua pihak yang alih-alih ingin mendapat keuntungan sepihak dari bangsa kita.
Langkah-langkah tegas pemeritah ini semoga benar-benar tulus dan memang harus dimulai sejak sekarang, mulai dari yang paling kecil. PR bangsa ini masih sangat banyak. Masih banyak Perusahaan pengelola Sumber Daya bangsa yang seharusnya menjadi sumsum kemakmuran rakyat dikuasai oleh pihak-pihak yang mencari keuntungan sendiri.
Dan ingat kita sebagai pemuda bangsa yang akan memikul tanggungjwab besar bangsa ini, tingkatkan kualitas kita untuk menghadai Kehidupan Bangsa yang Mandiri.