Senin, 09 April 2012

Bimbang antara Komitmen Awal Atau Ikhlaskan saja

"Jika itu memang keputusanmu, saya hanya ingin mengingatkan komitmen yang telah kau sampaikan di awal pertemuan."
Mungkin statement terakhir yang tepat untuk saya sampaikan ini adalah "Tafadhol Antum deh" (antara ikhlas dan tidak ^_^). Hampir tidak tega sebenarnya jika menahannya dalam amanah ini, ketika sempat membaca tulisannya dalam sebuah blog. Mungkin ini hampir bisa dikatakan sebagai perebutan kader. Tapi istilah ini akan menjadi tidak etis ketika kita terapkan dalam amanah yang seharusnya bisa terintegrasi.
Permasalahan ini mulai mengusik pikiran saya sejak malam kemarin ketika salah seorang staff pimpinan menyatakan dirinya hendak mengundurkan diri. Alasannya karena diminta amanah lain yang lebih membutuhkannya. Kalau boleh saya counter pernyataan tersebut,Memangnya di sini tidak membutuhkanmu juga? tapi karena tidak tega, lagi-lagi karena tidak tega.
Saya teringat dengan suatu pengertian tentang Profesionalitas. Ini memang suatu organisasi yang harus mengedepankan kekeluargaan, tapi harus diingat bahwa kita juga jangan sampai mengesampingkan profesionalitas. Sering hal ini saya temukan dalam suatu organisasi yang berlandaskan ukhuwah, lantas sedikit mengesampingkan profesionalitas. Profesionalitas menurut saya tidak hanya ketika kita dituntut menjalankan tugas, atau tuntutan tepat waktu, tetapi juga prioritas yang menjadi acuan dalam menjalankan amanah. Kalau memang yang disini dari awal tidak menjadi prioritas dalam amanahmu, maka sebaiknya tak perlu kau ambil sejak awal.
Oke saya bisa memahami ketika seorang Kader Dakwah menjelaskan tentang Fikih Prioritas kepada saya. Jika kalian mengatakan ini demi kepentingan umat, lantas apakah yang kalian lakukan di sini bukan untuk kepentingan umat? Kalau memang bukan, buat apa saya selama ini menghabiskan waktu, tenaga, dan pikiran saya di sini? jika pengertian seperti itu yang dimaksud sebagai fikih prioritas, maka lebih baik dari dulu saya sibuk mengejar achievement saya saja. Atau lebih baik saya menggunakan pikiran, waktu, dan tenaga saya di organisasi yang berbau religius saja jika memang fikih prioritas yang kalian pegang seperti itu.
Saya juga jadi ingat dengan kasus tahun lalu, ketika beberapa staf saya sangat jarang muncul di suatu organisasi yang notabenenya umum (bukan lembaga dakwah). Lagi-lagi alasannya karena ada agenda dakwah untuk kepentingan umat. Dengan begitu saya bisa menyimpulkan, bahwa organisasi umum ini bukanlah merupakan lahan dakwah? Jadi saya memang benar-benar membuang tenaga, pikiran, serta waktu demi amanah yang tidak kalian anggap sebagai lahan dakwah? Pengertian yang menyedihkan. T_T
Kembali ke topik awal :
Oke jika itu memang sudah menjadi keputusannya, saya juga tidak bisa menghalangi atau menahan, hanya saya ingin mengingatkan dengan komitmen awal. Bahkan saya juga sudah melihat progress positive yang lumayan bagus soal gerakan mahasiswa setelah dipegangnya. Lantas kau hendak menghempaskan semangat yang baru dimulai ini di tengah jalan? Wahai kawan, Gerakan Biru itu sudah mulai Berkibar!!!
Tolong diperhatikan dengan ucapan yang kau berikan, perlu kau ketahui : Aku bukanlah seorang birokrat yang hendak membatasi langkah gerakmu, atau sekedar mempersulitmu!!!Aku hanya ingin mengingatkan tentang komitmen dan semangat awal yang kau berikan kepada seluruh Object Dakwah yaitu seluruh Mhs. Jangan sampai kau patahkan semangat mereka di tengah-tengah. Karena juga menjadi tanggungjawabku, yaitu turut dalam pencerdasan politik mhs Undip.
Terserah apa yang ingin kau lakukan selajutnya dan dimana saja. Yang penting kau siap dengan penggantimu sebagai Solusinya!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar